Wednesday, October 29, 2008

Cadangan Minyak di Titan


Baru-baru ini para peneliti mengklaim bahwa Titan, salah satu satelit Planet Saturnus yang beratmosfer tebal, menyimpan kandungan gas alam dan cairan hidrokarbon lain ratusan kali lipat lebih banyak dari yang terkandung di Bumi.

Saat ini telah ditemukan beberapa ratus danau dan laut di daerah kutub utara Titan. Untuk memproyeksikan potensi sumber daya alam disana, para ilmuwan mengukur kedalaman perairan Titan dengan menggunakan pembanding danau-danau di Bumi, dimana kedalaman danau seringkali kurang dari 10 meter.

"Kedalaman beberapa danau diperkirakan lebih dari 10 meter, karena mereka tampak sangat gelap di radar. Kalau dangkal, kita akan dapat melihat dasarnya," kata Ralph Lorenz dari laboratorium fisika terapan di John Hopkins University.

Kesimpulan tersebut diperoleh melalui pemantauan wahana Cassini milik NASA. Cassini saat ini telah mensurvei 20 persen permukaan Titan. Hasil pantauan tersebut juga memperlihatkan bahwa kandungan sumber daya alam di beberapa wilayah di Titan sudah melebihisemua kandungan sumber daya alam di bumi (minyak bumi, gas alam dan batu bara).

Meskipun demikian, Titan tidak dapat ditinggali manusia. Menurut para ilmuwan, permukaan Titan tidak mengandung air, melainkan hidrokarbon cair dalam bentuk methane dan ethane, sementara daratan Titan terbentuk dari tholins. Kondisi ini diduga serupa dengan Bumi pada waktu sebelum ada kehidupan.

"Kami memperkirakan kodisi serupa juga terdapat di daerah kutub selatan Titan, namun kami belum tahu berapa jumlah kandungan cairan disana," kata Ralph. Menurut nya data ini penting karena umur hidup Titan tergantung dari berapa banyak jumlah methane yang terkandung dalam zat cair disana.

Jika kandungan methane habis, maka suhu di Titan akan semakin dingin, yang saat ini diketahui minus 179 derajat Celcius. Asumsi sementara, kandungan methane tersebut semakin berkurang melalui letusan gunung api, yang diperkirakan telah menyebabkan fluktuasi suhu yang dramatis di masa lalu.

Menurut Ralph, dengan memahami kompleksitas yang terjadi di Titan dapat membantu kita memahami asal-usul kehidupan di alam semesta.

Sunday, October 26, 2008

Keberadaan Laut di Bulan Saturnus

Tethys salah satu bulan Planet Saturnus, diyakini pernah memiliki laut di bawah permukaannya. Struktur berlembah-lembah pada permukaan Tethys diduga terbentuk karena aliran air dari bawah yang kemudian membeku. Struktur ini diberi nama Ithaca Chasma.

Para ilmuwan memperkirakan retakan raksasa di permukaan Tethys itu terjadi akibat aliran air hangat dari bawah. Akibat suhu di permukaan Tethys yang sangat rendah, air segera membeku. Perkiraan ini diajukan para ilmuwan dalam Konferensi Ilmu Bulan dan Planetke-39 di Houston, Texas, AS. Kesimpulan ini diperoleh melalui hasil perhitungan yang dilakukan Errina Chen dan Francis Nimmo dari Universitas California, Santa Cruz, AS. Aliran arus hangat dari bawah merupakan penyebab suhu di sekitar patahan raksasa Ithaca Chasma lebih hangat .

Para peneliti berpendapat, dahulu orbit Tethys terhadap Saturnus berinteraksi dengan bulan lain bernama Dione. Akibat interaksi ini, terjadi gejolak di bawah kulit Tethys yang membentuk aliran air hangat ke atas. Akibat kondisi tertentu, interaksi antara Tethys dan Dione berakhir sehingga, Tethys terus mendingin.

Pembekuan air dalam Tethys menimbulkan gaya dorong ke permukaan sehingga menyebabkan munculnya retakan. Air diperkirakan pernah berada sekitar 100 kilometer di bawah permukaan Tethys.

Tethys dikelompokkan ke dalam objek-objek berlapis es pada tata surya, yang diperkirakan mengandung kantung air di bawah permukaannya. Masuk dalam kelompok ini, bulannya Planet Juipter bernama Eropa dan Callisto. Bulan Planet Saturnus lainnya, Enceladus juga sempat diduga memiliki laut.

Struktur patahan Ithaca Chasma pada permukaan Tethys, salah satu bulan Planet Saturnus.

ShareThis