Tuesday, March 7, 2017

Sumber Resiko Kematian dari Tumbukan Asteroid

Korban terbesar dari tumbukan asetroid bukan berasal dari hantamannya, akan tetapi angin yang ditimbulkannya. Angin yang terjadi, lonjakan tekanan dan panas yang dihasilkan, jauh lebih berbahaya dimanapun tumbukan asteroid terjadi.

Ilustrasi tumbukan asteroid,
sumber www.maxpixel.freegreatpicture.com
Lisensi Public domain
Clemens Rumpf dari University of Southampton, Kerajaan Inggris, dan rekan-rekannya telah memperhitungkan resiko kematian, seandainya sebuah asteroid jatuh pada daerah pemukiman.  Mereka mempertimbangkan kejadian ketika asteroid tersebut terbakar seluruhnya sebelum tumbukan, asteroid yang jatuh di daratan dan asteroid yang jatuh di perairan. Yang mengejutkan, mereka menyimpulkan bahwa efek samping yang dibawa udaralah yang akan merengut paling banyak korban jiwa.

Seiring dengan meluncurnya sebuah asteroid menuju bumi, ia menyalurkan energi dalam jumlah yang sangat besar ke atmosfir, menghasilkan gelombang kejut yang sangat kuat, angin kencang bak tornado dan gumpalan api di belakangnya. Ketika asteroid ini jatuh, ia akan membentuk kawah, menghasilkan goncangan di permukaan bumi dan menerbangkan puing-puing ke segala penjuru.

Jika asteroid ini jatuh di perairan, yang kemungkinan kejadiannya dua kali lipat daripada di daratan, maka ia akan menciptakan tsunami yang ketinggiannya dapat mencapai puluhan meter. Semakin jauh lokasi jatuhnya asteroid dari pantai, semakin dalam perairannya dan semakin tinggi gelombang yang diciptakannya.

Di masa lalu para peneliti telah menyimpulkan bahwa tsunami merupakan bahaya terbesar yang dapat ditimbulkan oleh tumbukan asteroid. Dalam suatu skenario sederhana, tsunami yang ditimbukan oleh asteroid, diprediksi akan akan mempengaruhi 1,1 juta orang dan menghancurkan infrastruktur senilai $110 milyar (Chesley & Ward, 2006). Akan tetapi kejadian-kejadian sulit untuk dimodelkan. Tim yang dipimpin Rumpf sebaliknya berpendapat bahwa dampak tsunami sebenarnya lebih rendah. Menurut mereka bentuk landasan kontinen dapat melindungi wilayah pesisir dengan memecah gelombang tsunami dan mengurangi dampaknya. 

Menurut Rumpf, tsunami memang berbeda dengan resiko-resiko lain, karena dampaknya dapat menyebar paling jauh. Gelombang tekanan atau gumpalan panas tidak dapat menyebar sangat jauh, dan kawah hanya terbentuk pada lokasi terjadinya tumbukan. Akan tetapi, tsunami dapat menjalar di lautan sejauh ratusan kilometer dan menghantam masyarakat pesisir.

Kedatangan gelombang tsunami kedua di Phuket, Thailand
pada tahun 2004, gambar diambil oleh Zalzadore
Lisensi crative commons
Sebuah tsunami yang disebabkan oleh tumbukan dari asteroid berdiameter 200 meter di 130 kilometer lepas pantai Rio de Janeiro, misalnya, dapat menyebabkan lebih dari 50,000 kematian. 75 persen dari kematian ini disebabkan oleh tsunami itu sendiri dan sisanya disebabkan oleh hembusan angin kencang. Kejadian semacam ini tentu penting untuk dipahami dan diperhatikan oleh negara-negara yang luas wilayah lautnya, termasuk Indonesia. 

Akan tetapi asteroid yang melayang atau jatuh di atas sebuah kota, dapat membunuh jutaan orang. Kebanyakan kematian ini juga akan disebabkan oleh angin kencang, walaupun ketika asteroid ini pada akhirnya jatuh dan tidak meledak di udara.

Jika terkena hembusan anginnya saja, 15 persen korban akan jatuh akibat panas yang ditimbulkan. Dalam kasus tumbukan langsung, dampak dari hembusan angin dan gelombang panas akan berkombinasi dengan gelombang kejut, dan efek ini dapat mengoyak organ-organ dalam manusia.

Hanya kira-kira 3 persen dari jatuhnya korban akan disebabkan oleh tumbukan itu sendiri maupun gempa bumi dan puing-puing tumbukan (Rumpf et,al., 2017). Tim yang dipimpin oleh Rumpf akan mengkonsultasikan hasil penelitian mereka dengan lembaga-lembaga yang menangani penanganan bencana dan mempersiapkan rencana-rencana mitigasi.

Untungnya, asteroid berukuran raksasa tidak akan sering menumbuk bumi. Tumbukan dari asteroid berukuran 200 meter diperkirakan hanya terjadi sekali dalam 40.000 tahun. Selain itu terdapat banyak proyek yang tengah digarap untuk mempertahankan bumi dari tumbukan asteroid.

“Kami bertugas untuk mendeteksi asteroid sebelum mereka menumbuk bumi. sehingga upaya-upaya penanganan bencana hanya diperlukan jika kami gagal menjalankan tugas ini,”  ujar Erik Christensen, direktur dari Catalina Sky Survey di University of Arizona, Tucson.

Daftar Pustaka

No comments:

ShareThis