Monday, March 6, 2017

Jeanne Villepreux-Power, Seorang Istri yang Memecahkan Misteri 2000 Tahun

Pada tahun 1830-an, Jeanne Villepreux-Power memecahkan sebuah misteri berusia 2000 tahun mengenai gurita bercangkang.

Argonauts pembuat gambar
Comingio Merculiano (1845–1915)
dalam Jatta Giuseppe Lisensi: Public Domain
Seiring dengan hempasan ombak, di atas perahu Jeanne Villepreux-Power merapihkan gaun panjangnya. Ia sudah menunggu di sana selama 3 jam, sembari berupaya untuk tidak mengganggu gurita bercangkang mungil yang berada dalam sangkar di dalam air. Ia hampir menyerah ketika sang argonaut tiba-tiba menjulurkan  kaki-kakinya. Ia memungut sebuah potongan cangkang, meletakkannya di atas lubang di permukaan cangkangnya sendiri, lalu membuangnya. Selama beberapa menit ia mencoba-coba beberapa potongan cangkang hingga ia menemukan tambalan yang pas, dan menempelkannya.

Villepreux-Power sangat gembira, karena ia tahu bahwa ia telah menyaksikan sesuatu yang belum pernah disaksikan orang lain sebelumnya. Ia telah memecahkan suatu misteri yang telah berusia 2000 tahun mengenai, apakah argonaut membuat cangkangnya sendiri atau ia mengambil cangkang binatang lain, seperti yang dilakukan umang-umang.

Tidak ada seorang pun yang pernah melatih Villepreux-Power untuk melakukan eksperimen, iapun tidak pernah mengenyam pendidikan ilmu pengetahuan alam. Putri seorang tukang sepatu ini dilahirkan tahun 1794. Akan tetapi ia berhasil menjadi seorang ahli biologi kelautan yang ternama, dan hasil pekerjaannya banyak disanjung orang hingga saat ini. Ia menciptakan apa yang saat ini kita kenal sebagai akuarium dan merupakan pemrakarsa budidaya ikan akuakultur. Pencapaian ini pada awalnya nampak mustahil karena ia tumbuh Juillac, Perancis, yang jauh dari laut.

Ketika ia cukup dewasa untuk bekerja, ia pergi ke Paris untuk bekerja sebagai seorang penjahit (Debaz, 2012). Di sana ia berhasil memikat banyak mata berkat sulamannya yang indah pada gaun pernikahan kerajaan. Ia kemudian berjumpa dengan seorang saudagar Inggris kaya bernama James Power. Mereka kemudian menikah dan tinggal di Messina (Debaz, 2012), sebuah kota pelabuhan yang ramai. Ini merupakan sebuah dunia baru bagi Villepreux-Power dan ia sangat terpikat. Ia memutuskan untuk dengan segala cara mempelajari flora dan fauna di sana.

Ia kerap menyusuri segala penjuru pulau, dan mengumpulkan segala sesuatu yang dapat ia bawa pulang, atau menggambar apa-apa saja yang tidak dapat ia bawa. Para nelayan mulai turut mengumpulkan hewan-hewan aneh untuk diberikan apabila mereka berjumpa dengan Villepreux-Power dalam perjalanan hariannya.  Ia bahkan menyewa sebuah perahu untuk menangkap hewan-hewan laut sendiri.

Kabar mengenai Nyonya Power dan koleksinya yang unik mulai menyebar. Para ilmuwan disekitar kota tersebut, misalnya dari Gioenia Academy di Catania berkunjung untuk menyaksikan koleksi serangga, ikan yang diawetkan dan moluska. Mereka nampak hidup berkat cairan balsem yang diramu sendiri oleh Villepreux-Power, hingga dapat mempertahankan kecerahan warna asli satwa-satwa ini.

Sementara para ilmuwan ini mengagumi gambar-gambar yang dibuatnya, dua ekor kuskus jinak melompat-lompat di pohon yang sengaja dibawa ke dalam rumah. Akan tetapi, yang paling mempesona dari kesemuanya adalah hewan-hewan laut yang berenang kesana-kemari dalam sebuah wadah kaca. Ia merancang suatu wadah untuk laboratoriumnya, agar ia dapat mengamati kehidupan laut dengan lebih mudah. Wadah ciptaannya merupakan aquarium pertama yang dikenal.

Villepreux-Power mengamati bintang laut dan remis, siput dan kuda laut. Ia jugalah yang pertama kali mengamati gurita yang mampu menggunakan batu untuk membuka kerang kipas. Ia mengusulkan pada para ilmuwan untuk mengembang biakkan ikan dalam sangkar di bawah air. Hal ini dianggapnya penting untuk memulihkan kembali populasi ikan di sungai-sungai. Ini merupakan cikal bakal dari berkembangnya akuakultur. Tetapi diantara semua itu, sang  argonaut lah yang benar-benar telah memikat rasa penasarannya.

Argonaut adalah binatang yang aneh. Sebagaimana umumnya gurita ia berbadan lunak (moluska), akan tetapi ia adalah satu-satunya genus (marga) gurita yang memiliki cangkang. Argonaut juga satu-satunya moluska yang dapat meninggalkan cangkangnya, ia dapat datang dan pergi sesuka hati, seperti halnya umang-umang. Hal ini menimbulkan anggapan bahwa, Argonaut memperoleh cangkangnya dari hewan lain. Akan tetapi, Villepreux-Power tidak meyakini hal ini.

Membran dari dua tangan seekor Argonaut terentang sempurna menyelimuti cangkang, dan organ-organ penyedotnya menempel tepat dipinggir bibir cangkang, hal ini membuat cangkang dan hewan ini nampak sebagai sebuah kesatuan. Ia menyimak perdebatan keras mengenai asal cangkang Argonaut dalam publikasi-publikasi ilmiah paling mutakhir kala itu. Nampaknya perdebatan ini terjadi karena tidak adanya eksperimen yang mengamati bagaimana Argonaut memperoleh cangkangnya, begitu menurutnya. Ia memberanikan dirinya karena, kala itu tempat tinggalnya di Messina dekat habitat yang dipenuhi Argonaut. 

Villepreux-Power mengumpulkan telur-telur argonaut dan mengamati proses tumbuh kembang mereka dengan menggunakan mikroskop. Ia juga mendokumentasikan setiap tahap pertumbuhan, dengan mengawetkan mereka menggunakan cairan balsem ramuannya. Upayanya berhasil, ia mengamati bahwa setelah beberapa hari menetas, sebuah cangkang mungil akan terbentuk.

Percobaan yang dilakukannya di atas perahu, menyudahi argumentasi ini. Ia menyaksikan bagaimana Argonaut dapat menambal cangkangnya dengan mengeluarkan lendir dari membran di tangan-tangannya. Iapun menyadari bahwa membran-membran ini pulalah yang pertama kali membentuk cangkang mereka. Aristoteles telah menulis mengenai membran-membran ini 2000 tahun sebelumnya, dengan menganggapnya sebagai layar. Anggapan ini pulalah yang menjadi cikal bakal nama Argonaut (pelayar). Akan tetapi Villepreux-Power lah yang pertama kali mengetahui kegunaan sesungguhnya dari membran-membran ini.

Hasil penelitiannya dipublikasikan oleh Gioenia Academy pada tahun 1837,  para anggota akademi ini menyanjungnya sebagai “kejeniusan, kesabaran dan ketekunan” dari "perhiasan terindah kota Messina". Ia kemudian diangkat sebagai anggota wanita pertama dari akademi ini, dan namanya diabadikan sebagai nama salah satu ikan laut dalam yakni "Vinciguerria poweriae".

Ia berkorespondensi dengan para ilmuwan di seluruh Eropa, termasuk seorang ahli ilmu alam Richard Owen, yang terkenal akan penelitiannya akan invertebrata laut. Yakin bahwa Villepreux-Power telah memecahkan misteri tentang Argonaut, Owen memberikan presentasi di depan the Zoological Society of London, yang dihadiri juga oleh Villepreux-Power.

Ia beruntung karena setidaknya Owen telah mau memeriksa seluruh hasil percobaannya secara menyeluruh. Ia telah menunjukkan setidaknya 20 spesimens yang menunjukkan adanya pembentukan cangkang pada Owen. Ia juga memberikan berbagai bukti lain berdasarkan hasil eksperimen dan observasinya selama 10 tahun. Akan tetapi pada kala itu, pendapat seorang wanita, apalagi yang memperoleh ilmunya secara autodidak, tidaklah mudah dipercaya. “Untungnya, beberapa fakta yang terkait dengan pertanyaan (mengenai Argonaut ini) … keberadaannya tidak hanya didukung oleh testimoni individunya,” ujar editorial dalam the Magazine of Natural History.

Akan tetapi para anggota the Zoological Society bukanlah orang-orang yang picik. Setelah pertemuan, Villepreux-Power dengan gembira menulis kepada the Gioenia Academy dan menceritakan pujian yang diterima hasil pekerjaannya dan usulan untuk menjadikannya anggota korespondensi. Secara keseluruhan, ia telah menjadi anggota wanita dari 16 institusi ilmiah di segala penjuru Eropa.
Jeanne Villepreux-Power,
foto diambil pada tahun 1861
oleh André-Adolphe-Eugène Disdéri
Lisensi Public Domain


Akan tetapi, tetap saja prasangka menjadi pengganjal bagi terobosan-terobosan lainnya. Villepreux-Power telah mengamati bahwa seluruh argonauts nampaknya merupakan betina yang menghasilkan telur. Lalu dimana hewan jantannya? Ia melihat bahwa beberapa cangkang berisi benda yang nampak seperti tangan kecil, lengkap dengan alat penyedotnya, dan diperkirakan berhubungan dengan hilangnya hewan jantan. Akan tetapi para ilmuwan saat itu menganggapnya sebagai cacing parasit. Observasinya dianggap sangat tidak akurat, dan hasil kesimpulannya dianggap didasarkan atas keyakinan psikologisnya. Nyatanya saat ini, orang mengetahui bahwa ia benar. Argonaut jantan berukuran jauh lebih kecil dibandingkan ukuran betina, dan transfer sperma dilakukan dengan lengan yang dapat dilepaskan.

Eksperimen-eksperimen yang dilakukan Villepreux-Power berakhir ketika ia meninggalkan Sisilia menuju Paris pada tahun 1842. Akan tetapi, ia terus menghasilkan karya-karya penting, termasuk panduan wisata ke Sisilia yang dilengkapi dengan ilustrasi yang indah. Panduan wisata ini dipuja-puja oleh warga Sisilia karena membuat status pulai ini diakui di Eropa. Ia bahkan mempublikasikan sebuah makalah tentang meteorit ketika ia berusia 73 tahun.

Akan tetapi pengakuan luas atas inovasi-inovasi yang dibuatnya tidak pernah diterimanya. Aquarium menjadi sangat populer di Inggris setelah dibukanya aquarium umum pada tahun 1853. Sayangnya, temuan ini diklaim oleh pihak lain. Villepreux-Power memohon bantuan pada Owen dan dipenuhi tanpa pamrih. Owen menjulukinya sebagai “ibu dari aquariophily” (Corsini-Foka, et.al., 2011) dalam sebuah artikel tentang moluska dalam the Encyclopedia Britannica.

Villepreux-Power wafat di Juillac pada tahun 1871. Ia segera dilupakan. Seandainya saja kapal yang mengangkut koleksinya yang luar biasa tidak tenggelam tahun 1838, mungkin karyanya akan dikenal lebih luas. Akan tetapi, warisan terbesarnya masih dapat dilihat dalam bentuk tangki ikan dan aquarium yang mempertontonkan kehidupan bawah air.

Daftar Pustaka

  1. Corsini-Foka, M., Lorenzini, P., Tirro, F., Sottile, G., & Kondilatos, G. (2011). On The Recent Occurrence of Females Argonauta Argo (Mollusca: Cephalopoda) In the Adriatic and Aegean Seas with Observations on Aquarium Maintenance. Vie ET Milieu, 61(1), 35-39.
  2. Debaz, J. (2012). Jeanne Villepreux-Power: une pionnière de la biologie marine. Bull Rayonnement CNRS, 58, 70-75.

No comments:

ShareThis